Nganjuk adalah nama sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 1.182,64 kilometer persegi dengan total penduduk 1.017.030 menurut catatan tahun 2010. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa 36% penduduk tinggal di perkotaan dan 64% lainnya tinggal di pedesaan.
Kabupaten Nganjuk berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di sebelah utara, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di sebelah selatan, Kabupaten Jombang di sebelah timur, dan Kabupaten Madiun di sebelah barat. Semboyan kabupaten ini adalah “Baswara Yudhia Karana” yang artinya ‘cemerlang karena perjuangan’.
Bentang alam Nganjuk terdiri dari dataran rendah dan pegunungan. Kondisi tersebut berdampak positif pada struktur tanah. Tanaman pangan dan tanaman perkebunan bisa tumbuh dengan baik di tanah Nganjuk. Keadaan ini sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Selain kondisi tanah yang produktif, aliran Sungai Widas dan Sungai Brantas mampu mengairi sawah dan lahan pertanian lainnya dengan optimal.
Nama Nganjuk berasal dari kata-kata “Anjuk Ladang”. Dalam bahasa Jawa Kuna, ujaran tersebut mempunyai makna “Tanah Kemenangan”. Nama tersebut populer pada jaman Kerajaan Medang. Daerah ini mulai dibangun pada tahun 937 Masehi.
Buku karangan Peter Carey berjudul “Orang Jawa dan masyarakat Cina (11755-1825)” menyertakan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811. Menurut peta tersebut, daerah Nganjuk terbagi dalam empat daerah yaitu Nganjuk, Kertosono, Godean, dan Berbek.
Perjanjian Sepreh tertanggal 4 Juli 1830 menyebutkan bahwa semua kabupaten di Nganjuk (saat itu terdiri dari Berbek, Kertosono, dan Nganjuk) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Lalu, pada 4 Juni 1885, dikeluarkanlah Staatsblad van Nederlansch Indie No. 107 yang menyebutkan batas-batas ibu kota “Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngadjoek, dan Kertosono”. Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Nganjuk.
Sektor pariwisata Kabupaten Nganjuk boleh dikata cukup berkembang karena wilayah ini cukup memiliki banyak destinasi wisata. Objek-objek wisata yang bisa dikunjungi pun bervariasi dari wisata alam, wisata sejarah, hingga wisata seni budaya.
Nganjuk memiliki beberapa taman yang bisa dikunjungi siapa saja secara bebas di antaranya Taman Pandan Wilis, Taman Wisata Anjuk Ladang, Taman Bukit Batu Songgong, Taman Pintar, dan Alun-alun Nganjuk. Wisata alamnya antara lain Air Terjun Sedudo, Gua Margo Tresno, dan Sendang Putri Wilis.
Peninggalan bersejarah berupa prasasti kerajaan, tugu, makam, serta tempat ibadah kuno bisa ditemukan juga di Nganjuk. Prasasti Anjuk Ladang, Prasasti Kinawe, Prasasti Hering, Candi Ngetos, Makam Mbah Raden, Monumen Dr. Sutomo, dan Masjid Yoni Al-Mubarok. Jika destinasi wisata kurang menarik bagi para turis, mereka bisa melihat pertunjukan tradisional Tayup, Tari Mung Dhe, Jaranan, Tari Salipuk, atau Wayang Timplong di tempat-tempat yang menyelenggarakan.
Berwisata keliling Nganjuk lebih mudah bersama DOcar. Kami sediakan sewa mobil sekaligus tur kota Nganjuk dengan harga murah! Cukup pesan lewat aplikasi Android yang bisa Anda unduh gratis di Google PlayStore!
Makanan khas Nganjuk antara lain adalah Dumbleg, Nasi Becek, Onde-onde Njeblos, Nasi Tumpang, Krupuk Upil, Tepo Mbah Umbrok, Nasi Pecel, dan Krupuk Pecel.