2014 | Premium | 6 |
Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar juga dikenal dengan sebutan Ujung Pandang serta merupakan kota terbesar di Pulau Sulawesi. Letak kota ini berada di pesisir barat daya Pulau Sulawesi menghadap Selat Makassar. Luas kota totalnya 19.926 kilometer persegi serta dihuni oleh sekitar 1,6 juta jiwa menurut catatan tahun 2013.
Makassar sebagai kota metropolitan mempunyai pelabuhan yang dianggap sebagai salah satu yang terbesar di Indonesia. Sektor komersial Kota Makassar sangat berkembang. Populasi kota ini terdiri dari berbagai suku dengan yang terbanyak jumlahnya adalah suku Makassar, suku Bugis, dan suku Tionghoa. Bahasa lokal Makassar adalah bahasa Bugis. Namun, tentu saja, semua penduduk kota tersebut mengenal serta bisa berbahasa Indonesia.
Kota ini telah menjadi gerbang Indonesia timur selama bertahun-tahun. Saat masa penjajahan Belanda, para penjajah mengontrol perdagangan yang berlangsung di Indonesia barat dan Indonesia timur melalui kota ini. Jejak-jejak historis masa tersebut dapat ditemukan di pusat Kota Makassar terutama di sekitar Fort Rotterdam. Di sana, dapat ditemukan peninggalan-peninggalan kolonial berupa bangunan Belanda serta benteng kuno Kerajaan Gowa.
Penduduk lokal Makassar dikenal sebagai pribadi yang ramah dan senang bersosialisasi. Wisatawan dapat dengan mudah berbaur saat makan di warung atau berjalan-jalan di Pantai Losari. Tidak jauh dari pantai tersebut, terdapat masjid apung Amirul Mukminin. Lokasi pantai dan sekitaran masjid sangat nyaman untuk wisata keluarga.
Makassar, kadang-kadang dieja Macassar atau Mangkasara, kini merupakan kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Pada tahun 1971 sampai dengan 1999, kota ini secara resmi dikenal dengan nama Ujung Pandang. Nama Ujung Pandang diambil dari nama benteng jaman kolonial di kota tersebut.
Pada awal abad ke-16, Makassar sudah menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia timur. Makassar pun menjadi satu di antara sekian banyak kota terbesar di kepulauan Asia Tenggara.
Raja-raja Makassar memberlakukan politik perdagangan bebas. Mereka bersikeras memberikan hak kepada setiap pendatang untuk bisa berbisnis di kota tersebut. Para raja ini menolak upaya Belanda untuk menegakkan monopoli perdagangan di kota tersebut.
Sebelum kedatangan orang-orang Belanda, pelaut-pelaut Portugis telah lebih dahulu bermukim di Makassar. Mereka sampai di wilayah tersebut pada tahun 1511. Orang Portugis menganggap Makassar sebagai lahan bisnis strategis karena merupakan tempat orang-orang Tionghoa, Arab, India, Siamese, Jawa, dan Melayu datang membarter komoditas logam dan tekstil dengan mutiara, emas, tembaga, kamper, dan rempah-rempah yang didatangkan dari Pulau Sulawesi maupun Kepulauan Maluku.
Sementara itu, Kesultanan Gowa-Tallo mencapai puncak kejayaan pada abad ke-16. Kesultanan tersebut menguasai 11 benteng pertahanan serta mendirikan pertahanan mengelilingi pesisir.
Belanda datang pada awal abad ke-17. Mereka menaklukkan benteng Makassar di tahun 1667 lalu menamainya Fort Rotterdam. Dari benteng tersebut, mereka berhasil menghancurkan pertahanan Kerajaan Gowa dan memaksa sultan untuk hidup di pinggiran Kota Makassar setelah menandatangani Perjanjian Bongaya. Pangeran Diponegoro diasingkan di benteng tersebut sampai akhir hayatnya (meninggal tahun 1855) usai kalah setelah Perang Jawa (1825-1830).
Pada Perang Kemerdekaan Indonesia tahun 1950, Makassar adalah lahan tempur pasukan pro-Federalis (dipimpin Kapten Abdul Assiz) dan Republikan (dipimpin Kolonel Sungkono). Tahun 1950 juga merupakan awal modernisasi kota tersebut. Populasi kota telah sangat berkembang yang mengakibatkan meluasnya lahan permukiman. Di masa sekarang, sisa-sisa kejayaan masa lampau yang tercermin dalam bangunan-bangunan telah sulit terdeteksi akibat perkembangan masif kota.
Objek wisata Makassar modern biasanya merupakan objek wisata hiburan. Namun, objek wisata yang paling terkenal di kota ini adalah Fort Rotterdam, benteng peninggalan Kesultanan Gowa yang diambil alih oleh Belanda. Makassar merupakan kota yang dikelilingi benteng. Fort Rotterdam-lah yang dianggap sebagai benteng termegah. Keaslian bangunan benteng tersebut masih terpelihara hingga sekarang.
Objek-objek wisata menarik lainnya di Kota Makassar adalah Pantai Losari, Pantai Akarena, Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar di dunia), Desa Wisata Delta Lakkang, Pelabuhan Paotere, Makam Raja-raja Tallo, Pulau Samalona, Benteng Panyua, Pulau Kapoposang, Pulau Lae-lau, Pulau Khayangan, Pantai Barombong, Pulau Galesong Utara, Taman Nasional Bantimurung-Bulusarung, dll.
Makanan Khas Makassar beberapa sangat dikenal di seluruh penjuru Indonesia. Makanan yang terkenal ini pun bermacam-macam jenisnya mulai dari sayur hingga kudapan. Berikut ini beberapa kuliner khas Makassar:
1. Jalangkote
2. Buras
3. Mie Titi
4. Pisang Epe
5. Coto Makassar
6. Sup Konro
7. Kapurung
8. Barongko
9. Es Palu Butung
10. Gogos
11. Sarabba
12. Pallu Basa
13.Sop Saudara
14.Konro Bakar
15. Nasu Palekko
Berikut ini daftar hotel dan penginapan rekomended di Kota Makassar:
1. Melia Makassar
2. Aryaduta Makassar
3. The Rinra Makassar
4. Dalton Hotel & Convention Makassar
5. Ibis Makassar City Center
6. M-Regency
7. Expressia Hotel
8. Hotel Grand Town
9. LA’RIZ Wthree Hotel Lagaligo
10. Singgasana Hotel
11. Travellers Hotel Phinisi
12. Pod House
13. Kyriad Pesonna Makassar
14. Grand Clarion Hotel & Convention Makassar
15. Aston Makassar Hotel & Convention Center