1 PILIH
2 PESAN
3 BAYAR
Tangerang - Dalam Kota; 28 Apr 2024; 12 Jam - Sopir & BBM
Filter Pencarian
Kisaran Harga

Rp 1       Rp 3.000.000

Kapasitas Duduk

1       30

Tahun Perakitan

2000       2016

Kelas Tersedia
Tipe Tersedia

Sewa Mobil Tangerang

(8 mobil tersedia, 1 sudah dipesan)
Urutkan berdasar :
AVANZA SILVER  Rental Mobil  Tangerang
nan
AVANZA SILVER
2014 Premium
6
Rp 550.000
AVANZA PUTIH   Sewa Mobil  Tangerang
nan
AVANZA PUTIH
2016 Premium
6
Rp 550.000
Avanza 2016 Putih  Rental Mobil  Tangerang
nan
Avanza 2016 Putih
2016 Premium
6
Rp 650.000
Avanza 2016 Hitam   Sewa Mobil  Tangerang
nan
Avanza 2016 Hitam
2016 Premium
6
Rp 650.000
Avanza Putih Manual 2016  Rental Mobil  Tangerang
nan
Avanza Putih Manual 2016
2016 Premium
6
Rp 650.000
Avanza   Sewa Mobil  Tangerang
nan
Avanza
2016 Premium
6
Rp 450.000
Ayla   Rental Mobil  Tangerang
nan
Ayla
2015 Premium
5
Rp 350.000
Avanza Silver    Sewa Mobil  Tangerang
nan
Avanza Silver
2014 Premium
6
Rp 500.000
Tentang Tangerang

Sejarah Kota Tangerang

Kota Tangerang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, dan Provinsi DKI Jakarta di sebelah timur.

Kota Tangerang termasuk sebagai salah satu kota yang penting di Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Provinsi Banten. Selain itu, kota ini juga masuk dalam kawasan metropolitan Jabodetabek. Di kawasan tersebut, Kota Tangerang adalah kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Bekasi.

Kota yang memiliki semboyan Bhakti Karya Adhi Kertarahardja ini ditetapkan menjadi sebuah kota independen pada 28 Februari 1993 dengan dasar hukum UU No. 2 tahun 1993. Total wilayah Kota Tangerang 164,54 km persegi dengan penduduk 1.798.601 jiwa (catatan tahun 2010). Dengan demikian, kepadatan penduduk kota ini adalah 11.000 per km persegi.

Asal mula daerah Tangerang dapat ditelusuri dari tradisi lisan masyarakat Tangerang. Menurut penuturan masyarakat, dahulu Tangerang dikenal dengan sebutan Tanggeran. Kata Tanggeran tersebut berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Sunda yaitu ‘tengger’ dan ‘perang’. Kata ‘tengger’ berarti ‘tanda’. Yang dimaksudkan sebagai tanda di sini adalah tugu tanda batas wilayah kekuasaan Kerajaan Banten dan VOC pada pertengahan abad ke-17.

Daerah Tanggeran (dengan satu g maupun dobel g) berada di sebelah barat Sungai Cisadane tepatnya di Kampung Grendeng. Sekarang ini, wilayah tersebut berada di ujung Jalan Otto Iskandar Dinata. Sedangkan tugu penanda batas wilayah kekuasaan tersebut dibangun oleh salah satu putra Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Soegiri. Sebuah prasasti yang ditulis dengan menggunakan huruf Arab gundul serta bahasa Sunda dialek Banten merinci batas-batas kekuasaan yang dimaksud.

Istilah ‘perang’ yang menjadi salah satu kata pembentuk nama Tanggeran merujuk pada kejadian bersejarah perang antara Kasultanan Banten dengan tentara VOC yang terjadi di tempat tersebut. Daerah Tanggeran sebagai medan perang dibuktikan dengan adanya benteng dari kedua kubu yakni benteng pertahanan Kasultanan Banten di sebelah barat Cisadane dan benteng pertahanan VOC di sebelah timur Cisadane. Karena keberadaan benteng-benteng tersebut, hingga masa pemerintahan kolonial, Kota Tangerang lebih dikenal sebagai Kota Benteng.

Adapun sebutan Tanggeran yang berubah menjadi Tangerang terjadi sejak ditandatanganinya perjanjian antara Sultan Haji dan VOC, 17 April 1684. Perjanjian itu menandai perpindahan kekuasaan dari Kasultanan Banten ke Belanda seluruhnya. Tentara Belanda kala itu selain terdiri dari bangsa asli Belanda (bule) juga ada yang berasal dari Madura dan Makassar. Karena tentara Makassar yang ditempatkan di sekitar benteng tidak mengenal huruf mati dalam bahasa mereka, mereka menyebut Tangeran menjadi Tangerang.

Secara administratif, Kota Tangerang terdiri atas 13 kecamatan dan 104 kelurahan. Sebelumnya, daerah Kota Tangerang adalah bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang. Kemudian, daerah ini ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif dan kemudian menjadi kotamadya pada tanggal 28 Februari 1993. Istilah kotamadya diganti dengan kota pada tahun 2001 sehingga sebutan daerah ini menjadi Kota Tangerang.

Para penduduk Kota Tangerang adalah kebanyakan berasal dari Tionghoa. Jumlahnya cukup signifikan. Banyak dari penduduk kota ini adalah keturunan Tionghoa Benteng. Mereka datang ke daerah ini sebagai buruh yang didatangkan kolonial Belanda di abad 18-19.  Berbeda dengan komunitas Tionghoa lainnya, Tionghoa Benteng mempunyai penampilan warna kulit sedikit lebih gelap mirip orang Vietnam. Mereka memeluk Taoisme dan tidak berbicara dengan aksen Mandarin.

Hotel di Kota Tangerang

Berikut ini adalah 5 hotel di Kota Tangerang terlaris:

1.      Bale Ocasa

Bale Ocasa adalah hotel berbintang dua yang terletak di Jalan Marsekal Suryadarma No. 88, Tangerang 15129. Hotel ini termasuk hotel paling direkomendasikan sebagai hotel transit dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jaraknya hanya sekitar tiga kilometer dari bandara sehingga bisa ditempuh dalam waktu lima menit berkendara. Dengan total 97 kamar, Bale Ocasa menawarkan hotel dengan hiasan-hiasan dari kayu seperti ukir-ukiran, lukisan, dan patung. Tiap-tiap kamarnya dilengkapi dengan fasilitas TV layar datar, AC, Wi-Fi gratis, lemari, dan kamar mandi pribadi ber-shower.

2.      Swiss Belinn Airport Jakarta

Hotel bintang empat Swiss Belinn Airport Jakarta (dikenal juga dengan sebutan Swiss-belhotel Airport Jakarta) adalah salah satu hotel dekat bandara Soekarno-Hatta yang masuk dalam pilihan unggulan. Terletak di Jalan Husein Sastranegara Kav. 1, Benda Bandara Soekarno-Hatta, 15126 Tangerang, hotel ini berjarak hanya 3,9 km dari bandara internasional nomor satu di Indonesia itu.

Hotel yang masih satu jaringan Swiss-Belhotel International itu memiliki kamar totalnya 153 buah. Desain stylish menghiasi setiap kamarnya. Yang menarik, hotel ini menyediakan restoran Swiss-Cafe (masakan internasional), The Loung and Bar (makanan dan minuman ringan), serta Swiss Deli (roti dan kue), yang memiliki kekhasan menu masing-masing.

3.      Aerofans Inn

Aerofans Inn merupakan hotel berbintang dua yang beralamatkan di Komplek Aeropolis Residence 1 Tower B Ground Floor, Jalan Marsekal Surya Dharma - Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang 15129. Hotel ini menawarkan akomodasi yang modern dan 24 jam. Dari ke-54 kamar hotelnya, semuanya memiliki fasilitas AC, TV layar datar, handuk, meja kerja, kamar mandi pribadi yang dilengkapi shower serta perlengkapan mandi gratis.

Dengan jarak hanya 2,5 kilometer dari bandara, Aerofans Inn banyak dipilih sebagai hotel transit. Selain itu, pusat perbelanjaan Tang City Mall juga dekat dengan hotel ini (2,5 km) sehingga bisa memenuhi segala kebutuhan ketika menginap. Fasilitas lain yang diunggulkan adalah adanya Wi-Fi gratis di tempat umum, layanan antarjemput gratis, pijat, spa, binatu, dan tata graha harian.

Wisata Kota Tangerang

Kota Tangerang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta di sebelah timur. Karena itulah, terdapat cukup banyak pendatang. Kota ini juga sering dijadikan tujuan untuk berlibur di akhir pekan.

Kota Tangerang dapat dikatakan sebagai pusat manufaktur dan industri di Pulau Jawa karena memiliki lebih dari 1.000 pabrik (Kota 1.000 industri). Sebagian pabrik tersebut adalah milik perusahaan asing.

Sebagai kota metropolitan, tentunya tidak mengherankan apabila kota ini memiliki banyak pusat perbelanjaan. Tempat-tempat belanja terkenal di kota ini antra lain Mall Ciledug, Plaza Robinson Tangerang, Supermall Karawaci, Ramayana Cimone, Bale Kota Mall Tangerang, dan Tang City Mall.

Selain itu, Kota Tangerang memiliki wisata pantai, wisata air, dan beberapa objek wisata religius. Berikut ini beberapa objek wisata Kota Tangerang yang terkenal:

1.      Lapangan Ahmad Yani

Lapangan Ahmad Yani yang terletak di Jalan Ir. Haji Juanda, Kelurahan Sukasari, dulunya adalah milik Pemerintah Kabupaten Tangerang. Namun, setelah melalui sekian panjang proses, akhirnya, aset seluas 10.697 meter persegi tersebut diserahkan kepada Pemerintah Kota Tangerang. Ketika diserahkan, aset tersebut bernilai Rp28,7 miliar.

Kini, Lapangan Ahmad Yani juga dikenal sebagai Alun-alun Kota Tangerang. Sebagai sebuah alun-alun kota, Lapangan Ahmad Yani sering dijadikan tempat refreshing warga sekitar. Mereka berkumpul, bersantai, berolahraga, dan mencicipi kuliner yang dijual di sekitar alun-alun. Lokasi ini juga sering digunakan sebagai tempat latihan komunitas-komunitas atau paskibraka Kota Tangerang.

2.      Hutan Kota BSD Tangerang

Hutan kota berfungsi sebagai paru-paru kota agar udara di perkotaan bisa berganti dengan udara yang lebih bersih. Para warga sering memanfaatkan hutan kota BSD Tangerang untuk berjalan-jalan santai, menikmati udara segar, jogging, piknik, foto pranikah, syuting film, dll. Jika hendak memanfaatkan hutan kota ini untuk kegiatan komersil, warga harus meminta izin tertulis dari pihak berwenang.

3.      Situ Cipondoh

Situ Cipondoh adalah sebuah danau buatan yang sekaligus menjadi destinasi wisata murah. Lokasi Situ Cipondoh adalah di Jalan Kyai Haji Hasyim Ashari.

Sebagai lokasi wisata, danau buatan ini dikelola oleh Forum Masyarakat untuk Pelestarian dan Pengembangan Situ Cipondoh (FORMASI). Mereka mengelola fasilitas permainan lengkap seperti playground untuk anak-anak yang berisi perosotan, kereta mini, ayunan, dll. Mereka juga membangun dan mengelola wahana air bebek-bebekan, perahu, dan sepeda air. Lintasan flying fox disediakan bagi yang ingin merasakan terjun dari ketinggian.

4.      Masjid Agung Nurul Yaqin

Masjid Agung Nurul Yaqin berada di Kampung Priuk. Masjid ini dibangun pada 1978 oleh Syekh al-Bakhir Mahdi. Beliau meninggal pada 1 Ramadan 2012. Sepeninggal beliau, kepengurusan masjid diserahkan kepada empat anak laki-lakinya; Khairul Zaman, Khainul Yakin, Fatwa Paku Alam, dan Khairullah.

Banyaknya pintu di masjid ini menjadikan masjid tersebut terkenal dengan nama Masjid Pintu Seribu. Bahkan, untuk masuk ke ruang utama, pengunjung harus melalui banyak sekali pintu. Sebuah tasbih berukuran besar dari kayu menjadi daya tarik utama masjid ini di samping dari banyaknya pintu.

Secara garis besar, ruangan dalam masjid ini dibagi menjadi tiga menurut lantainya. Ruangan di lantai 1 dikhususkan untuk ruang zikir. Sementara itu, ruangan di lantai 2 dan 3 digunakan untuk salat, pengajian, dan kegiatan-kegiatan terkait agama.

Hal yang menarik lainnya terkait masjid ini adalah ritual ziarahnya. Ketika berziarah, peziarah tidak boleh menyalakan cahaya dari sumber cahaya apapun. Peziarah diajak melakukan ritual tersebut seolah-olah berada di dalam kubur dalam keadaan gelap gulita.

5.      Taman Buaya Tanjung Pasir

Sesuai namanya, Taman Buaya Tanjung Pasir adalah tempat penangkaran buaya. Tempat wisata ini berada di Kecamatan Teluk Naga.

Di depan lokasi wisata, para pengunjung akan disambut oleh sebuah patung buaya raksasa. Terdapat sekitar 500 ekor buaya yang ditangkarkan di sini.

Selain menyaksikan aktivitas para buaya, wisatawan bisa melihat dan membeli produk-produk yang menggunakan bahan baku kulit buaya. Tas, ikat pinggang, dan dompet adalah beberapa produk terlaris dari bahan baku kulit buaya. Wisatawan juga dapat membeli telur buaya.

Wisata Kuliner di Kota Tangerang

Seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, warga Kota Tangerang dulunya banyak yang merupakan pendatang dari negeri China. Maka, tak heran jika banyak kuliner khas daerah ini yang berasal dari kaum peranakan. Berikut ini beberapa kuliner paling terkenal di Kota Tangerang:

1.      Laksa Tangerang

Sajian kuliner Kota Tangerang berikut ini berbahan baku mie putih dari beras. Penampakan mie laksa seperti bihun tetapi memiliki ukuran lebih besar daripada spaghetti. Tekstur mie laksa cenderung kasar dan tidak lentur. Mie Laksa diolah dengan tambahan kuah gurih bersantan yang terdiri dari sayur dicampur kacang hijau. Isian lainnya adalah potongan daging ayam atau telur ayam. Daging ayam di kuliner Laksa Tangerang terlebih dahulu dibakar agar aroma ayamnya keluar maksimal.

Ada dua jenis laksa yang populer di Kota Tangerang. Jenis pertama disebut Laksa Nyai. Ini adalah laksa buatan kaum pribumi. Sedangkan jenis kedua sering disebut dengan sebutan Laksa Nyonya. Jenis laksa kedua ini dibuat oleh kaum peranakan China.

2.      Gecom

Gecom berasal dari singkatan “toge” dan “oncom”, Memang, bahan baku gecom berasal dari dua jenis bahan tersebut. Ciri khas Kota Tangerang muncul dari penggunaan kecap sebagai pemanis setelah memadukan toge dan oncom menjadi satu.

3.      Sate Bandeng

Ikan bandeng biasanya diolah dengan cara digoreng dan disajikan bersama nasi serta sambal. Di Kota Tangerang, bandeng dijadikan sate dengan teknik dan cara khusus yaitu dengan mengambili duri ikan bandeng sehingga sajian sate bandeng tanpa duri. Bumbu santan kelapa muda ditambah bumbu khas adalah resep agar sate bandeng ini memiliki rasa khas.

4.      Pindang Bandeng

Selain disate, orang Tangerang juga mengolah bandeng dengan cara dibuat pindang. Bahan-bahan membuat pindang bandeng khas Tangerang adalah daun salam, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, dll. Kadang-kadang kecap manis, asam jawa, dan belimbing sayur ditambahkan agar rasanya semakin mantap.

5.      Kue Jojorong

Kue Jojorong adalah jajanan khas Tangerang yang dibuat dengan cara tradisional. Kue ini memiliki citarasa manis dan tekstur kenyal. Bahan dasarnya terdiri dari tepung kanji, tepung beras, dan gula merah. Setelah dicampur dan dituangkan ke dalam cetakan kecil, gula merah ditaburkan di atas adonan.  Kemudian, kue dibungkus dengan menggunakan daun pisang untuk kemudian dikukus hingga matang.

Selengkapnya
Pembayaran
Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image
Temukan Kami
Download DOcar Apps
download docar app